Data dan Fakta perilaku yang terjadi di masyarakat Indonesia
Sabtu, 01 September 2012Posted by
Nuhadafi
0 Comments
Mochtar Lubis dalam mendefinisikan masyarakat Indonesia,
belum berdasarkan data dan fakta yang ada yang sebenarnya terjadi melainkan
berdasarkan penilaiian melalui pengalaman dirinya. Apabila dihubungkan dengan
apa yang terjadi pada masyarkat Indonesia sekarang, kemungkinan akan kita
dapatkan data perkembangan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia sebenarnya.
Bedasarkan
data yang di dapat dari Badan Pusat Statistik Indonesia, didapatkan data
Persentase Kemiskinan Indonesia:
Penduduk
Miskin 2010
|
Penduduk
Miskin 2011
|
13.33% (dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia)
|
12.49% (dari seluruh jumlah penduduk Indonesia)
|
0.58% (dari seluruh penduduk
Indonesia) Miskin Parah
|
0.55% (dari seluruh penduduk Indonesia) Miskin Parah
|
(Data
Statistik Kemiskinan Penduduk, 2011, Badan Pusat Statistik Indonesia)
Data di samping menunjukkan bahwa status social pada
tiap individu mengalami kemajuan. Ini membuktikan bahwa meskipun dengan
beberapa ciri yang Mochtar Lubis kemukakan adalah kondisi negatif masyarakat
Indonesia, namun prosentase kemiskinan tersebut mengutarakan bahwa perilaku
negatif yang Mochtar Lubis utarakan tidak terjadi pada setiap masyarakat
Indonesia.
Pengambilan
data melalui prosentase kemiskinan ini dikarenakan factor kemiskinan adalah
sebagai pendorong terbentuknya mental munafik seperti yang dikatakan Mochtar
Lubis yang terbentuk akibat sifat Keegoisan manusia dalam mempertahankan
hidupnya. Dengan argumen ini dapat kita perkuat dengan data statistik Risiko
Penduduk Terkena Tindak Kriminal, sebagai berikut:
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
14.500.000 penduduk berisiko terkena tindak kriminal
|
14.100.000
penduduk berisiko terkena tindak kriminal
|
14.800.000
penduduk berisiko terkena tindak kriminal
|
(Data
Statistik Risiko Penduduk Terkena Tindak Pidana, 2009, Badan Pusat Statistik Indonesia)
Data diatas dapat disimpulkan bahwa tindak kriminal yang
terjadi meningkat dari tahun ke tahun tersebut beriringan pada menurunnya
tingkat kemiskinan, hal ini menunjukkan bahwa kemunafikan seperti yang di
utarakan Mochtar benar terjadinya. Namun bila kita teliti lagi, prosentase ini
tentu disesuaikan terlebih dahulu pada peningkatan jumlah penduduk Indonesia.
Dengan
melalui pengujian prosentase dengan data diatas maka akan didapat data:
Jumlah penduduk Indonesia Tahun 2009 pembulatan dari
data sebenarnya (diperoleh dari BPS) = 231 juta
Selisih Prosentase Penduduk Miskin (tahun 2009 – 2008)
= 14,15% - 15,42% = 1,27%
Penduduk berisiko terkena tindak criminal (tahun 2009
– 2008) = 14.800.000 – 14.100.000 jiwa = 700.000 jiwa.
Dihitung: (700.000 tindak criminal : 231.000.000
jumlah penduduk) x 100% = 0,3%
Hal ini menunjukkan prosentase peningkatan angka
kriminal dengan penurunan prosentase angka kemiskinan, menunjukkan lebih tinggi
penurunan prosentase angka kemiskinan. Jadi dapat di simpulkan bahwa perilaku
manusia Indonesia semakin membaik dari tahun ketahun.
Data
yang di buat di atas bermaksud memberikan pendapat bahwa masyarakat Indonesia
selalu mengarah menuju masyarakat madani dan semakin dekat dalam meraihnya, dan
tidak membenarkan semua pendapat Mochtar Lubis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)